Kisah inspiratif dari Koperasi KIM, memanfaatkan limbah sabut kelapa jadi kerajinan dan media tanam

Kisah inspiratif dari Koperasi KIM, memanfaatkan limbah sabut kelapa jadi kerajinan dan media tanam
Kisah inspiratif dari Koperasi KIM, memanfaatkan limbah sabut kelapa jadi kerajinan dan media tanam

Infonesia.net – Lahan seluas 10 meter persegi di Jalan Pariwisata, Nomor 45, Kelurahan Salolowang, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, menjadi tempat lahirnya berbagai kerajinan dari Koperasi KIM.

Koperasi yang berdiri sejak tahun 2020 ini awalnya memanfaatkan limbah dari pabrik pengolahan sabut kelapa. Tumpukan coco fiber atau serat sabut kelapa hasil produksi perusahaan yang tidak terpakai menjadi bahan bakunya.

Rusni Febriyanti, Ketua Koperasi KIM, mengatakan bahwa ide mendirikan koperasi ini muncul ketika dia dipercaya menjadi pengelola pabrik sabut kelapa yang saat ini sudah tidak beroperasi lagi. Rusni ingin memanfaatkan stok produksi yang berlimpah dan tidak terpakai untuk dikelola masyarakat menjadi kerajinan, semacam home industry.

Meski minim pengalaman dalam membuat kerajinan, ditambah terbatasnya peralatan, tidak membuat sekumpulan ibu-ibu ini patah semangat. Mereka tetap menggali informasi dan mengasah keterampilan agar tetap bisa berkarya.

BACA JUGA  Kehadiran Rendi Solihin Jadi Motivasi Tersendiri Bagi Masyarakat Perikanan di Muara Badak

“Kami memang tidak punya keterampilan apa-apa, tapi kami belajar sendiri membuat berbagai kerajinan. Bahkan untuk mengajak orang bergabung (koperasi) saja susah, apalagi promosi, karena memang belum bisa menghasilkan dan belum ada yang tertarik,” sebut Rusni.

Rusni Febriyanti, Ketua Koperasi KIM
Rusni Febriyanti, Ketua Koperasi KIM

Setelah tiga bulan, koperasi yang kini berada di bawah naungan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kalimantan Timur ini, akhirnya melahirkan karyanya. Pot bunga menjadi kerajinan awal yang lahir dari Koperasi KIM.

Meskipun saat itu karya yang diciptakan belum mampu diperjualbelikan, hanya dipajang dan ditelaah kembali menjadi bahan pembelajaran sebagai bekal penyempurnaan kerajinan selanjutnya.

Selain pot bunga, Koperasi KIM juga mencoba mengolah coco fiber menjadi pupuk organik. Pupuk ini terbuat dari campuran coco fiber, sekam, dan tepung ikan yang sudah tidak terpakai. Pupuk ini telah diuji di laboratorium dan hasilnya bagus.

BACA JUGA  Rendi Solihin Serahkan Bantuan Perlengkapan Ibadah Pada Safari Ramadan di Desa Muara Pantuan

Meski seluruh karya yang dilahirkan Koperasi KIM saat itu belum dilirik oleh pasar, berbagai kerajinan berbahan sabut kelapa terus diciptakan. Mereka mencoba membuka peluang dengan buah tangan lainnya. Hingga kini, lebih dari 50 jenis kerajinan telah diciptakan oleh perkumpulan yang mayoritas berisi kaum hawa ini.

Keuletan dari anggota Koperasi KIM akhirnya terbayar pada tahun 2022 lalu. Jerih payah dalam menciptakan karya berbahan baku sabut kelapa mulai dilirik masyarakat, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, hingga perusahaan BUMN.

“Pada tahun 2022 akhirnya mulai diliriklah kami. Ada pesanan dari Pertamina. Bukan hanya memesan kerajinan dari kami, pada tahun 2023 tepatnya dua bulan lalu kami juga mendapat bantuan alat, walaupun produksinya tidak besar. Kami juga beberapa kali diajak study banding,” terang Rusni bangga.

BACA JUGA  Sukses Panen Jagung Perdana, Pemkab Kukar Dorong Kemajuan Pertanian di Desa Giri Agung

Saat ini, Koperasi KIM tidak hanya memproduksi kerajinan dari sabut kelapa, tetapi juga cocopeat atau serbuk dari sabut kelapa yang biasanya digunakan sebagai media tanam di Perusahaan Hutan Tanam Industri (HTI). Dari produksi cocopeat ini, Koperasi KIM telah menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan yang ada di Kalimantan Timur.

“Sejauh ini sudah ada dari HTI yang PO cocopeat 70 ton untuk tiga bulan, jadi kami sedang mengejar produksi juga. Jadi sebulan produksi harus sampai 25 ton. Kalau omzet sih rata-rata saja, semisal sekilonya Rp3.000 berarti satu ton Rp3 juta,” kata Rusni.

Rusni berharap, Koperasi KIM dapat terus berkembang dan menjadi salah satu penggerak perekonomian di Kalimantan Timur. Dia juga berharap, kisah inspiratif dari Koperasi KIM dapat menginspirasi masyarakat lain untuk memanfaatkan limbah menjadi karya yang bermanfaat.

Bagikan:

Berita Terkait