, ,

Pelayanan Publik Makin Dekat, Kecamatan Kota Bangun Darat Hadir

Foto: Kantor Camat Kota Bangun Darat. (istimewa)

Infonesia.net, Kutai Kartanegara – Kecamatan Kota Bangun Darat, hasil pemekaran dari Kecamatan Kota Bangun di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), kini telah resmi berdiri dan memiliki pemerintahan sendiri.

Lahirnya kecamatan ini merupakan wujud nyata dari komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) untuk meningkatkan pelayanan publik dan mendorong kemajuan di wilayah tersebut.

Pemekaran wilayah ini disahkan secara administratif oleh Kementerian Dalam Negeri pada tanggal (20/10/2020). Namun, pelantikan pemerintahannya baru terlaksana pada tanggal (15/2/2024).

BACA JUGA  Kesbangpol Kukar Gelar Sosialisasi Dana Operasional FKDM di Kecamatan Wilayah Ulu

Camat Kota Bangun Darat, Zulkifili, menyampaikan bahwa wilayahnya memiliki luas 2.234,7 kilometer persegi, yang terdapat 10 desa. Desa-desa tersebut adalah Kedang Ipil, Sedulang, Benua Baru, Kota Bangun Satu, Kota Bangun Dua, Kota Bangun Tiga, Sumber Sari, Sarinadi, Sukabumi, dan Desa Wonosari.

“Kecamatan Kota Bangun Darat memiliki 10 desa di dalamnya,” ungkapnya, pada Selasa (23/4/2024).

BACA JUGA  Petani Desa Bangun Rejo, Inginkan Pemuda Bantu Sektor Pertanian

Lebih lanjut, Ia menjelaskan, Kota Bangun Darat memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Masyarakatnya yang terdiri dari berbagai suku dan etnis hidup rukun berdampingan, saling menghormati dan menghargai perbedaan. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan buruh tani, menjadi tulang punggung perekonomian lokal.

“Masyarakat kita berasal dari berbagai daerah, ada Sunda dari Jawa Barat, Lombok dari NTB, dan juga suku Kutai asli,” ujarnya.

BACA JUGA  Wabup Rendi Solihin Beri Contoh, Warga Kukar Diminta Taat Lapor SPT 2023

Pembentukan Kecamatan Kota Bangun Darat diharapkan dapat membawa dampak positif bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Dengan pemerintahan sendiri, diharapkan pelayanan publik menjadi lebih optimal dan pembangunan di wilayah tersebut dapat berjalan lebih cepat. Keberagaman budaya yang dimiliki masyarakatnya pun menjadi potensi besar untuk pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif. (HF/Adv/Diskominfo/Kukar)

Bagikan:

Berita Terkait