, ,

Dinkes Kukar Siapkan Alat Deteksi Dini Cegah DBD

Foto: Ilustrasi DBD. (istimewa)

Infonesia.net, Kutai Kartanegara – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Kartanegara (Kukar) bergerak sigap untuk mencegah lonjakan kasus demam berdarah (DBD). Berbagai langkah antisipasi telah diambil, yakni penyediaan alat deteksi dini dan penyiagaan abate dan foging.

Dinkes Kukar menyediakan alat Rapid Diagnostic Test (RDT) NS1 di puskesmas untuk deteksi dini DBD. Hal ini memungkinkan penanganan pasien yang lebih cepat dan tepat.

Sebagai langkah pencegahan, Dinkes Kukar menyiagakan persediaan abate dan obat fogging. Abate digunakan untuk membasmi jentik nyamuk, sedangkan obat fogging untuk membunuh nyamuk dewasa. Tentunya dilakukan di wilayah-wilayah yang endemis DBD.

BACA JUGA  Layanan Pengaduan BPBD Kukar Disiapkan Untuk Terima dan Pantau Informasi Bencana di Kukar

Hal ini dijelaskan oleh Supriyadi, Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kukar pada Selasa (16/4/2024), bahwa RDT NS1 digunakan untuk deteksi dini DBD agar penanganan pasien tidak terlambat. Abate dan fogging disiapkan sebagai langkah antisipasi jika terjadi lonjakan kasus DBD.

“Kita sediakan RDT untuk deteksi dini. Lalu kita back up abate dan foging, kalau memang kondisinya memerlukan. Karena memang kita anggap ini hal kritis yang perlu dilakukan,” ucapnya.

BACA JUGA  Pemkab Kukar Bercita-cita 50 Ribu Penduduk Miliki KTP Digital di Tahun 2024

Ia menghimbau masyarakat di wilayah endemis DBD untuk melakukan pembersihan secara berkala pada tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti. Bertujuan untuk meminimalisir jumlah telur nyamuk dan memastikan genangan air tidak ada, sehingga nyamuk tidak dapat berkembang biak dan kasus DBD tidak meningkat.

Bagi warga yang mengalami gejala DBD atau sakit, Dirinya meminta agar segera dibawa ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat. Beliau juga menghimbau agar informasi ini disebarkan ke grup Whatsapp RT atau media sosial warga agar semua orang mendapatkan informasi yang sama.

BACA JUGA  Camat Tenggarong Seberang Minta Pemprov Kaltim Soroti Pembangunan Penerangan Jalan di Wilayahnya

Lebih lanjut, Supriyadi menerangkan bahwa terlambatnya penanganan DBD sering kali terjadi karena warga memilih untuk mengobati sendiri di rumah. Hal ini dapat berbahaya dan memperburuk kondisi, sehingga ia menekankan pentingnya segera berobat ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala DBD.

“Dengan langkah antisipasi ini, harapannya kasus DBD tidak terlalu signifikan. Kami menjamin ketersediaan Rapid Diagnostic Test (RDT) dan tatalaksana pengobatan yang tepat,” pungkasnya. (HF/Adv/Diskominfo/Kukar)

Bagikan:

Berita Terkait